Pemkab Kampar Harus Tahu Sungai Gagak, Salah Satu Destinasi Eko Wisata Yang Menyimpan Misteri
Rabu, 08-09-2021 - 08:21:54 WIB
GardaTerkini.com, Kampar - Salah seorang Pengurus atau pengelola Sungai Gagak Harisep Arno Putra yang oleh Pengurus menetapkannya sebagai Humas mengatakan, Desa Koto Mesjid dikenal dengan desa wisata. Gelar ini tidak terlepas peran aktif dari para pemuda desa Koto Mesjid
"Wisata Sungai Gagak terletak di Dusun 1 Pincuran Bilah, dengan durasi perjalanan ditempuh 5 menit dari Rumah warga. Hanya saja akses jalan yang kurang baik, jalan belum disemenisasi, masih jalan tanah yang keras. Kami sebagai pengelola berharap Pemerintah Kabupaten Kampar melirik Wisata Sungai Gagak untuk bisa diperhatikan", kata Harisep
Lanjut Harisep, "Kami sebagai Pemuda yang memiliki ide yang dari awalnya ini hanya sebatas sungai biasa yang diselimuti hutan belantara, jadi kami bertekad untuk mengelola hutan ini menjadi Wisata Sungai Gagak. Alhamdulillah baru 1 tahun ini kami pemuda kelola, sekarang sudah dilirik oleh wisatawan daerah dan nasional.
Sungai gagak memiliki surga alam tersembunyi 7 tingkat, namun saat ini kami baru sampai tingkat 2 yang kami tampilkan. Karna melihat akses yang harus diperbaiki sampai ke tingkat 7. Di tingkat 7 inilah Tempat Penampungan air yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa Koto Mesjid.
Di tempat terpisah Ketua Umum Gerakan Aksi Perempuan Riau Indonesia (GAPRI). Novie Febrianti. Putri Kelahiran Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar, Ketika dikonfirmasi media ini menjelaskan "Sungai Gagak adalah salah satu Destinasi Ekowisata Alam yang masih original, air yang sejuk dan hutan yang masih alami membuat perasaan terasa damai, senang, dan saya bangga dan sangat mengapresiasi pergerakan kawan-kawan pemuda yang menjadi penggerak di sungai Gagak. Ditambah keramahan para pengelola membuat saya terpanggil untuk kembali.
Dan lokasinya yang tidak jauh dari desa, akan tetapi suasana alamnya yang asri, dimana ketika sampai disana membuat kita merasa seperti sudah masuk begitu jauh kedalam hutan. Dan ketika mereka mulai berdiskusi dengan pengelola terlebih melihat semangat dan kekompakan mereka. Kita yang belum mampu berbuat di tengah-tengah masyarakat merasa malu dan terpanggil untuk segera memikirkan apa kiranya yang bisa kita perbuat juga untuk daerah kita.***
Editor: ALFRED N. ZALUKHU
Komentar Anda :